Jumat, 31 Juli 2009

Adventure

PEDOMAN PERJALANAN ALAM BEBAS

A. Pendahuluan

Dewasa ini kita telah melihat aktivitas masa remaja, pemuda, pelajar dan mahasiswa bergerak dicinta alam. Kegiatan yang mereka lakukan sudah barang tentu mempunyai suatu kreasi baru dalam hidup mereka dalam kegiatan cinta alam. Dan tempat-tempat dialam terbukapun menjadi tempat pelampiasan mereka, sebagai suatu sarana rekreasi fisik dan mental, sekaligus menghirup udara segal alam bebas yang jelas berlainan dengan udara perkotaan yang penuh dengan polusi. Berbondong-bondong mereka kealam bebas dan tinggallah orang tua berfikir setengah mati. Pasalnya bukan karena heran sebab dijaman mereka dahulu tak ada yang beginian. Apa yang mereka cari disana…Mereka hanya mendapatkan kesemuan, letih, lapar, dan banyak lagi resiko lainnya. Lagi pula menurut logika mereka, kalau mereka harus turun lagi, mengapa naik gunung. Tapi dasar kawula muda, mereka tetap melakukan kegiatannya. Persoalan sering timbul, terutama bukan karena hanya berangkat tidak direstui oleh orang tua, tetapi kebanyakan karena kesalahan tehnis. Bayangan yang menyenangkan tentang camping ditepi air terjun dalam sebuah hutan didataran tinggi misalnya, berubah menjadi kenyataan yang buruk. Pasak tenda hilang , kehabisan energi untuk kompor, tenda rubuh dan basah disapu angin serta hujan lebat. Seusai acara, flu dan masuk angin meraja lela, dan bagi para pemula yang mengalami hal ini , jelas kecewa dan akhirnya kapok. Anggapan mereka kemudian, semua orang yang bertualang dialam bebas dan impian yang menakjubkan tentang puncak gunung , pupus dihempas realita yang menyedihkan . Hujan lebat tiba-tiba, kehabisan persediaan makanan, penyakit yang kambuh mendadak punya resiko yang cukup berat belum lagi resiko lainnya yang berakibat fatal, maut misalnya.

Masa muda yang menyenangkan harus terhenti seketika. Contoh sudah banyak takdir. Itu memang salah satunya, tetapi takdir tidak dapat diperhitungkan dengan logika, apalagi dipersalahkan. Tinggal kita yang harus bersikap reality dan logis. Dari banyak contoh dapat kita lihat bahwa mereka yang kurang dalam persiapan , kurang mengetahui diri pribadi dan apa yang mereka lakukan. Selain itu kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang mereka ketahui. Untuk itu ada baiknya kita mengetahui dengan seksama tentang diri kita sendiri, apa yang akan kita kerjakan serta persiapan apa yang sebaiknya kita lakukan. Tindakan prefentatif adalah lebih baik daripada menanggulangi kejadian yang telah terjadi. Disamping itu pula, kita memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai pedoman keselamatan dan kenyamanan kita dalam menjelajah setiap jengkal tanah tuhan YME . Semoga petualangan kita dialam bebas akan menjadi suatu kenyataan pengalaman yang menyenangkan..

B. Perencanaan.

Didalam perencanaan, terlebih dahulu kita harus tahu yaitu:

1. Apa : Apa yang kita akan lakukan dalam perjalanan menuju ketempat tujuan dan setelah tiba ditempat tujuan. Begitu pula pada saat menuju pulang.

2. Dimana : Menyatakan tempat yang kita tuju, atau dimana kita melakukan suatu kegiatan.

3. Kapan: Kapan kita berangkat atau melakukan suatu kegiatan dan berapa lama kita melakukan suatu perjalanan \ kegiatan.

4. Bagaimana: Dalam hal ini menyatakan bahwa pada saat melakukan suatu kegiatan , apakah menetap atau berpindah- pindah.

5. Siapa: Dengan siapa kita melaku melakan suatu perjalanan. Dalam perjalanan sebaiknya kita mempunyai seorang teman, rombongan atau lainnya. Dan fungsi seorang teman sebagai pangkal rasa sepi, bosan serta sebagai tempat meminta pertimbangan atau pendapat.

C. Pengetahuan/Kemampuan

  1. Diri pribadi

a. Mental kondisi psikologis, diri pribadi pada saat menghadapi perjalanan, misalnya gelisah, belum mendapat izin dari orang tua dan sebagainya.

b. Fisik, dalam hal ini erat kaitannya dengan faktor kesehatan, walaupun dalam rencana persiapan dan lain-lainnya telah siap, tapi bila kondisi fisik tidak memungkinkan maka buyarlah rencana tersebut karena dalam suatu perjalanan kondisi fisik kemampuan berpikir dan refleks seseorang. Ini penting .Dalam kondisi badan yang seehat, otak dapat berpikir dan berkonsentrasi dengan baik. Sehingga tindakan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan. Apabila waktunya masih lama, kondisi fisik yang buruk dapat diperbaiki melalui pengobatan dan latihan jasmani maupun olah raga yang dapat melamcarkan darah membawa dan mensuplai oksigen pada jaringan tubuh, seperti jalan kaki, lari, renang dan lain-lain.

c. Materi ( finansial) , dari rencana perjalanan dapat diketahui akan perkiraan kebutuhan uang. Usahakan membawa cadangan uang untuk menjaga kekurangan.

  1. Pengetahuan dan keterampilan.

Pengetahuan dan keterampilan seseorang tentang tehnik kehidupan dialam bebas (outdoor hiking) merupakan faktor pendukung yang amat penting. Dari rencana perjalanan dapat anda pertimbangkan sesuai dengan kemampuan anda. Latihlah diri anda dan belajarlah selalu.

  1. Medan yang dituju

a. Administrasi

Adalah sangat diperlukan adanya pengetahuan tentang surat-surat izin. Bila tidak mengetahui, bisa terjadi bahwa setibanya kita ditempat tujuan, ternyata kita tidak diperbolehkan memasukim area tersebut karena belum punya surat izin.

b. Lingkungan Budaya

Pengetahuan tentang adat istiadat penduduk setempat, agar kita tidak menyalahi aturan-aturan yang berlaku disana. Kejadian seperti ini dapat menurunkan pandangan-pandangan penduduk daerah tersebut terhadap pendatang yang dapat mengakibatkan timbulnya sikap memusuhi dari penduduk setempat.

c. Topografi

Keadaan alam juga menentukan persiapan itu. Jadi kita harus mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi alam yang akan dikunjungi

d. Cuaca

Pengetahuan tentang alam juga menentukan apa yang harus kita bawa selama perjalanan.

D. Persiapan

1. Pertimbangan Tehnis Persiapan

Secara umum yang perlu mendapat perhatian sebelum kita mengadakan suatu perjalanan adalah:

a. Surat yang dibawa.

Administrasi pribadi/rombongan (surat identitas diri dan surat jalan), harap selalu dibawa demi kelancaran perjalanan kita. Persiapan sedini mungkin dengan sebaik-baiknya.

b. Pakaian.

Fungsi pakaian selama dalam perjalanan, antara lain:

1) Melindungi diri dri sengatan sinar matahari langsung yang membakar kulit.

2) Memperkecil/mengurangi penguapan tubuh yang disebabkan oleh evaporasi.

3) Untuk menghindari hilangnya panas tubuh dari ancaman proses konveksi, utamanya dalam cuaca yang buruk ( hujan dan dingin )

4) Untuk menghindari terjadinya gesekan langsung antara kulit dengan benda-benda lain.

5) Persiapan juga ponco sekalipun anda melakukan perjalanan dalam musim kemarau.

Kaidah berpakaian:

“ Menggunakan pakaian seminimal mungkin untuk kenyamanan semaksimal mungkin “

c. Makanan

Kualitas dan kuantitas makanan ( pokok, sampingan, dll ) dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan lamanya waktu perjalanan.

d. Perlengkapan.

Perlengkapan yang dibawa disesuaikan dengan kondisi lokasi kegiatan, waktu, jarak dan kegiatan yang akan kita lakukan

e. Kebutuhan Uang.

Kebutuhan uang kita menyangkut akomodasi, transportasi, makanan, obat-obatan, peralatan habis pakai ( sabun, lilin, dsb ) .

f. Tujuan khusus.

Selain rekreasi atau petualangan lainnya serta berbagai motif lainnya, terkadang kitapun mempunyai tujuan khusus dalam penjelajahan dialam bebas. Segala bentuk kegiatan yang kita lakukan akan membutuhkan peralatan yang khusus serta cocok untuk lingkup bidangnya.

  1. Daftar Perlengkapan Perjalanan

a. Kelengkapan administrasi meliputi :

1) Surat izin kegiatan ( rekomendasi )

2) Surat jalan dari organisasi.

3) Tanda pengenal ( kartu anggota, KTP,dll )

4) Dan lain-lain yang dianggap perlu

a. Peralatan navigasi, meliputi :

1) Peta

2) Altimeter

3) Busur derajat / mistar

4) Alat tulis menulis

b. Makanan

Makanan adalah merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi, makanan berupa instan yang memiliki kadar kalori yang cukup tingi, ini dimaksudkan supaya lebih muda membawa dan menyiapkannya pada saat dibutuhkan sekaligus dapat mengganti kalori yang hilang selama dalam perjalanan.

c. Pakaian

Pakaian dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1) Pakaian lapangan, adalah pakaian yang digunakan saat melakukan suatu perjalanan/ kegiatan.

2) Pakaian istirahat, pakaian yang digunakan saat kita istirahat.

d. Perlengkapan pppk ( p3k)

Untuk perlengkapan ini secara umum pengadaanya disesuaikan dengan keinginan personil yang akan mengadakan perjalanan memiliki kebiasaan sakit yang berbeda- beda, walaupun demikian pengadaan obat-obatan yang lain masih tetap perlu mendapat perhatian dengan tetap mempertimbangkan kondisi medan yang akan dilalui.

e. Carrier dan tenda

1) Carrier

pada dasarnya carrier terbagi atas 3 jenis, yaitu:

a) carrier tanda freme ( rangka )

b) carrier dengan freme, freme dalam dan luar

2) Tenda

Dilihat dari konstruksinya, tenda terbagi atas tenda bertiang dan tenda berangka. Pada dasarnya tenda terbagi atas beberapa type, antara lain: Type prisma, Type kubah , Type keranda, Type pyramid

f. Beberapa perlengkapan lainnya

1) Flash light / head lamp dengan bateray dan balon cadangan

2) Ved ples

3) Nesting

4) Sleeping bag

5) Sempritan

6) Kompor gas atau parapin

7) Ponco

8) Dan lain sebagainya dianggap sangat penting secara perorangan.

  1. Packing

Packing adalah teknik mengemas dan memasukkan barang dalam tas/carierr. Packing barang secara umum, antara lain:

1) Semua perlengkapan tanpa kecuali dibungkus dengan plastik berdasarkan kelompoknya, misalnya baju dengan celana disatukan, gula, kopi, teh, susu dan lain-lain juga disatukan

2) Dalam menyusun barang diusahakan tersusun berdasarkan urutan keperluannya, yang diperlukan terlebih dahulu dalam perjalanan diletakkan diatas, kemudian menyusul keperluan selanjutnya.

3) Barang yang agak berat diletakkan disebelah atas dan yang agak ringan diletakkan disebelah bawah sehingga terjadi pembagian beban yang seimbang.

4) Memanfaatkan ruangan carrier secara efisien. Pada saat membawa carrier beban diusahakan untuk menekan kebawah tegak lurus searah tulang punggung, bukan membebani tulang punggung kebelakang.

Kaidah :

Makin banyak yang dibawah, makin besar kemungkinan yang terlupakan atau hilang. Kemudian Semua barang dan perlengkapan yang akan kita bawa sebaiknya mempunyai daftar dan itu disesuaikan daftar dan barangnya sendiri setiap hendak melakukan packing atau saathendak meninggalkan tempat kegiatan.

Senin, 20 April 2009

Earth Day 22 April 2009

Perjuangan Gaylor Nelson dalam Memperingati Hari Bumi

Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April , menandai hari jadi lahirnya sebuah perubahan pergerakan kepedulian terhadap lingkungan tahun 1970-an. Hari Bumi lahir diprakarsai oleh seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson. Saat itu ia melakukan protes secara nasional terhadap kalangan politik terkait permasalahan lingkungan. Ia mendesak agar isu-isu tersebut dimasukkan dalam agenda nasional.

Perjuangan Gaylord Nelson dimulai sekitar lebih dari 7 tahun sebelum Hari Bumi pertama. Pada awalnya Gaylord berharap pemikirannya tercapai melalui kunjungan yang dilakukan Presiden Kennedy ke-11 negara bagian pada September 1963, namun dengan beberapa alasan kunjungan tersebut tidak mampu membawa isu lingkungan ke dalam agenda nasional. Upaya terus dilakukan Gaylord untuk merealisasikan idenya. Setelah tur Kennedy, Gaylord melakukan kampanyenya sendiri ke beberapa negara bagian. Di seluruh pelosok negara, bukti penurunan kualitas lingkungan terjadi di mana-mana. Semua orang menyadarinya, kecuali kalangan politik.

Akhirnya pada musim panas 1969 Gaylord mengetahui bahwa aksi demonstrasi anti-perang Vietnam telah menyebar secara luas melalui perguruan tinggi di seluruh negeri. Dari sana ia mendapat ide untuk melakukan hal yang sama dalam kempanye lingkungannya. Ia memilih kalangan bawah dalam melakukan aksi protes terhadap kerusakan lingkungan. Pada sebuah konferensi di Seattle September 1969, Gaylord mengumumkan akan mengadakan demonstrasi secara nasional pada musim semi 1970 atas nama lingkungan dan setiap orang diundang untuk berpartisipasi. Setelah itu, berbagai surat, telegram, dan telepon mengalir dari seluruh negeri. Warga Amerika akhirnya menemukan sebuah forum untuk mengungkapkan kepeduliannya atas penurunan kualitas tanah, sungai, danau, dan udara di lingkungan mereka. Pada 30 November 1969 New York Times melaporkan terjadinya peningkatan aktivitas kepedulian terhadap lingkungan di seluruh negeri terutama di kampus-kampus dan suatu hari untuk peringatan permasalahan lingkungan tengah dirancang untuk untuk musim semi mendatang yang dikoordinasi oleh Senator Gaylord Nelson. Hal ini menjadi bukti keberhasilan perjuangan Gaylord Nelson dalam mengedepankan isu lingkungan sebagai agenda nasional.

Pada tanggal 22 April 1970, akhirnya sekitar 20 juta warga Amerika turun ke jalanan serta memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk mengkampanyekan kesehatan dan keberlangsungan lingkungan. Ribuan mahasiswa berkumpul menentang kerusakan lingkungan. Kelompok-kelompok yang sudah sejak lama menentang adanya tumpahan minyak di lingkungan, pabrik-pabrik dan pembangkit listrik penyebab polusi, buruknya saluran pembuangan, pembuangan bahan-bahan berbahaya, pestisida, jalan raya, hilangnya hutan belantara, serta semakin punahnya kehidupan liar menyadari adanya kebersamaan atas perjuangan mereka dari masyarakat.

Hari Bumi pada tahun 1970 telah menghasilkan persatuan kalangan politik yang sebenarnya jarang terjadi, yang berasal dari kaum republik maupun demokrat, dan berbagai pencampuran kalangan lainnya. Hari Bumi pertama menjadi awal terbentuknya United States Environmental Protection Agency/US EPA (sebuah badan perlindungan lingkungan Amerika) dan juga sebagai langkah awal menuju lingkungan dengan udara dan air yang bersih, serta perlindungan terhadap mahkluk hidup.

Pada tahun 1990, peringatan Hari Bumi mulai berkembang secara global. Sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat isu lingkungan dalam skala global. Hari Bumi 1990 pun menjadi titik tolak terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro.

Tahun 2000 Hari Bumi mendapat bantuan dengan adanya internet untuk menghubungkan para aktivis di seluruh dunia. Pada tanggal 22 April sekitar 5000 kelompok pemerhati lingkungan di seluruh dunia merangkul ratusan juta penduduk di 184 negara yang menjadi rekor baru untuk Hari Bumi yang diperingati pada tanggal 22 April setiap tahunnya menandai hari jadi lahirnya sebuah perubahan pergerakan kepedulian terhadap lingkungan pada tahun 1970. Hari Bumi lahir atas prakarsa seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson. Saat itu ia melakukan protes secara nasional terhadap kalangan politik terkait permasalahan lingkungan. Ia mendesak agar isu-isu tersebut dimasukkan dalam agenda nasional.

Perjuangan Gaylord Nelson dimulai sekitar lebih dari 7 tahun sebelum Hari Bumi pertama. Pada awalnya Gaylord berharap pemikirannya tercapai melalui kunjungan yang dilakukan presiden Kennedy ke sebelas negara bagian pada September 1963, namun dengan beberapa alasan kunjungan tersebut tidak mampu membawa isu lingkungan ke dalam agenda nasional. Upaya terus dilakukan Gaylord untuk merealisasikan idenya. Setelah tur Kennedy, Gaylord melakukan kampanyenya sendiri ke beberapa negara bagian. Di seluruh pelosok negara, bukti penurunan kualitas lingkungan terjadi di mana-mana. Semua orang menyadarinya, kecuali kalangan politik.

Akhirnya pada musim panas 1969 Gaylord mengetahui bahwa aksi demonstrasi anti-perang vietnam telah menyebar secara luas melalui perguruan tinggi di seluruh negeri. Dari sana ia mendapat ide untuk melakukan hal yang sama dalam kempanye lingkungannya. Ia memilih kalangan bawah dalam melakukan aksi protes terhadap kerusakan lingkungan. Pada sebuah konferensi di Seattle September 1969, Gaylord mengumumkan akan mengadakan demonstrasi secara nasional pada musim semi 1970 atas nama lingkungan dan setiap orang diundang untuk berpartisipasi. Setelah itu, berbagai surat, telegram, dan telepon mengalir dari seluruh negeri. Warga Amerika akhirnya menemukan sebuah forum untuk mengungkapkan kepeduliannya atas penurunan kualitas tanah, sungai, danau, dan udara di lingkungan mereka. Pada 30 November 1969 New York Times melaporkan terjadinya peningkatan aktivitas kepedulian terhadap lingkungan di seluruh negeri terutama di kampus-kampus dan suatu hari untuk peringatan permasalahan lingkungan tengah dirancang untuk untuk musim semi mendatang yang dikoordinasi oleh Senator Gaylord Nelson. Hal ini menjadi bukti keberhasilan perjuangan Gaylord Nelson dalam mengedepankan isu lingkungan sebagai agenda nasional.

Pada tanggal 22 April 1970, akhirnya sekitar 20 juta warga Amerika turun ke jalanan serta memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk mengkampanyekan kesehatan dan keberlangsungan lingkungan. Ribuan mahasiswa berkumpul menentang kerusakan lingkungan. Kelompok-kelompok yang sudah sejak lama menentang adanya tumpahan minyak di lingkungan, pabrik-pabrik dan pembangkit listrik penyebab polusi, buruknya saluran pembuangan, pembuangan bahan-bahan berbahaya, pestisida, jalan raya, hilangnya hutan belantara, serta semakin punahnya kehidupan liar menyadari adanya kebersamaan atas perjuangan mereka dari masyarakat.

Hari Bumi pada tahun 1970 telah menghasilkan persatuan kalangan politik yang sebenarnya jarang terjadi, yang berasal dari kaum republik maupun demokrat, dan berbagai pencampuran kalangan lainnya. Hari Bumi pertama menjadi awal terbentuknya United States Environmental Protection Agency/US EPA (sebuah badan perlindungan lingkungan Amerika) dan juga sebagai langkah awal menuju lingkungan dengan udara dan air yang bersih, serta perlindungan terhadap mahkluk hidup.

Pada tahun 1990, peringatan Hari Bumi mulai berkembang secara global. Sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat isu lingkungan dalam skala global. Hari Bumi 1990 pun menjadi titik tolak terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro.

Tahun 2000 Hari Bumi mendapat bantuan dengan adanya internet untuk menghubungkan para aktivis di seluruh dunia. Pada tanggal 22 April sekitar 5000 kelompok pemerhati lingkungan di seluruh dunia merangkul ratusan juta penduduk di 184 negara yang menjadi rekor baru untuk mengkampanyekan Hari Bumi. Berbagai kegiatan diselenggarakan secara bervariasi mulai dari rantaian suara genderang dari desa ke desa di Gabon, Afrika hingga ratusan ribu warga yang berkumpul di National Mall, Washington D.C., Amerika Serikat. Hari Bumi 2000 secara keras dan jelas menyerukan pesan bahwa penduduk dunia menginginkan tindakan yang cepat dan tegas untuk penggunaan energi yang bersih dan ramah lingkungan.

Di tahun 2008 ini, dalam rangka memperinganti Hari Bumi, tidak ada salahnya kalau manusia yang ada di bumi ini harus “santun” terhadap alam, bisa juga kelangsungan hidup umat manusia tergantung pada “kesantunan” kita pada alam, kita harus bisa membaca dan memahami isyaratnya. Pemanasan global dan kelangkaan pangan adalah salah satu isyarat bagi manusia agar kita “santun” terhadap alam, merawat bumi dengan cara memberi “nutrisi” pada bumi merupakan salah satu contohnya.

Sabtu, 24 Januari 2009

Ternak sebagai Peyumbang Terbesar CO2

Penyebab Terbesar Pemanasan Global - Makanan Kita atau Industri ?

Alarm tanda bahaya dampak pemanasan global berbunyi semakin nyaring. Pola pencairan es di Kutub merupakan salah satu indikatornya. Perubahan demi perubahan melaju dalam hitungan bulan. Tanggal 18 Maret 2008, Jay Zwally, ahli iklim NASA, memprediksi es di Antartika hampir semua akan mencair pada akhir musim panas 2012. Hanya dalam waktu dua bulan prediksi itu bergeser. Tanggal 1 Mei 2008 lalu, prediksi terbaru dilansir NASA: mencairnya semua es di Arktika bisa terjadi di akhir tahun 2008 ini. Sederet tanda-tanda bahaya yang telah terjadi sebelumnya adalah volume es di Arktika pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari empat tahun sebelumnya. Es di Greenland yang telah mencair mencapai 19 juta ton. Fenomena terbaru lainnya, pada tanggal 8 Maret 2008 beting es Wilkins di Antartika yang berusia 1500 tahun pecah dan runtuh seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya atau sepertiga luas Jakarta).

Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang paling tinggi (18%), jumlah ini melebihi gabungan dari seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). PBB juga menambahkan bahwa emisi yang dihitung hanya berdasarkan emisi CO2 saja, padahal industri peternakan juga merupakan salah satu sumber utama pencemaran tanah dan air bersih. Peternakan melepaskan 9 % karbondioksida dan 37 % gas metana (23 kali lebih berbahaya dari CO2). Selain itu, kotoran ternak menyumbang 65 % nitrooksida (296 kali lebih berbahaya dari CO2), serta 64 % amonia penyebab hujan asam.

Ada 400 miliar ton gas Metana di dasar laut Kutub yang dapat memusnahkan kehidupan di Bumi

Efek domino apa yang membayang bila es di Arktika mencair semua? Mencairnya es di Arktika tidak akan menaikkan level permukaan air laut, melainkan akan mempercepat siklus pemanasan global itu sendiri. Bila es di Arktika mencair semua, 80% sinar matahari yang sebelumnya dipantulkan akan diserap 95% oleh air laut. Konsekuensi lanjut adalah potensi terlepasnya 400 miliar ton gas metana atau 3000 kali dari jumlah gas metana di atmosfer. Gas metana dapat terlepas akibat mencairnya bekuan gas metana yang stabil pada suhu di bawah dua derajat celcius. Seperti diketahui, gas metana memiliki efek rumah kaca 25 kali lebih besar dari gas CO2. Salah satu skenario yang mungkin terjadi adalah terulangnya bencana kepunahan massal yang pernah terjadi pada 55 juta tahun yang lalu dikenal dengan masa PETM (Paleocene-Eocene Thermal Maximum). Saat itu, gas metana yang terlepas ke atmosfer mengakibatkan percepatan pemanasan global hingga mengakibatkan kepunahan massal. Bukti geologi lain menunjukkan kepunahan massal juga pernah terjadi 251 juta tahun lalu, pada akhir periode Permian. Akibat terlepasnya gas metana, lebih dari 94% spesies mengalami kepunahan massal. Kematian massal terjadi mendadak karena turunnya level oksigen secara ekstrem.

Membaca fakta-fakta di atas, satu hal yang patut digarisbawahi adalah tenggat waktu yang semakin sempit. Dr. Rajendra K. Pachauri, Ketua IPCC, menekankan bahwa dua tahun ke depan merupakan masa tenggat penting untuk menghambat laju pemanasan global yang bergerak dengan sangat cepat. James Hansen, ahli iklim NASA, mengatakan bahwa kita telah berada di titik sepuluh persen di atas batas ambang kemampuan Bumi mencerna CO2. Artinya, kita telah melampaui titik balik. Pada level saat ini, tindakan yang harus diambil bukan lagi mengurangi, melainkan menghentikan.

Kita butuh kecepatan dan ketepatan membaca masalah hingga dapat memilih solusi yang efektif. Solusi yang mampu berpacu dengan waktu untuk memperlambat laju pemanasan global. Berkaitan dengan ini, dalam konferensi persnya di Paris, 15 Januari 2008, Pachauri mengimbau masyarakat dunia dalam tingkat individu untuk: pertama, jangan makan daging. Kedua, kendarai sepeda. Ketiga, jadilah konsumen yang hemat.

Mengapa "jangan makan daging" berada pada urutan pertama? Fakta berbicara, seperti laporan yang dirilis Badan Pangan Dunia – FAO (2006) dalam Livestock's Long Shadow – Environmental Issues and Options, daging merupakan komoditas penghasil emisi karbon paling intensif 18%), bahkan melebihi kontribusi emisi karbon gabungan seluruh kendaraan bermotor (motor, mobil, truk, pesawat, kapal, kereta api, helikopter) di dunia (13%). Peternakan juga adalah penggerak utama dari penebangan hutan. Diperkirakan 70% persen bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak. Setiap tahunnya, penebangan hutan untuk pembukaan lahan peternakan berkontribusi emisi 2,4 miliar ton CO2.

Memelihara ternak membutuhkan energi listrik untuk lampu-lampu dan peralatan pendukung peternakan, mulai dari penghangat ruangan, mesin pemotong, mesin pendingin untuk penyimpanan daging. Mesin pendingin merupakan mata rantai paling tidak efisien energi listrik. Hitung saja mesin pendingin mulai dari rumah jagal, distributor, pengecer, rumah makan, pasar hingga sampai pada konsumen. Mata rantai inefisiensi berikutnya adalah alat transportasi untuk mengangkut ternak, makanan ternak, sampai dengan elemen pendukung lain dalam peternakan intensif seperti obat-obatan, hormon dan vitamin.

Mata rantai lain yang sangat tidak efisien tapi telah berlaku demikian kronis adalah pemanfaatan hasil pertanian untuk peternakan. Dua pertiga lahan pertanian di muka Bumi ini digunakan untuk peternakan. Sebagai contoh, Eropa mengimpor 70% protein (kedelai, jagung dan gandum) dari pertanian untuk peternakan. Indonesia sendiri pada tahun 2006 mengimpor jagung untuk pakan ternak 1,77 juta ton. Prediksi produksi pakan ternak naik dari 7,2 juta ton menjadi 7,7 juta ton, kata Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas-Paulus Setiabudi (Kompas, 8 November 2007). Sementara itu, menurut data Indonesian Nutrition Network (INN), setengah dari penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi (16 Sept 2005), sebagaimana yang dikemukakan oleh Menteri Kesehatan DR. dr. Fadillah Supari, SPJP(K).

Tanggal 30 April 2008 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak segenap bangsa ini untuk bersama saling membahu menghadapi krisis pangan dunia. Akar masalah kelangkaan pangan jika dicermati salah satunya adalah krisis manajemen lahan itu sendiri. Secara matematis, inefisiensi pemakaian lahan pertanian untuk pakan ternak tercermin dari perhitungan kalori yang "terbuang" untuk membesarkan ternak cukup. Pakan yang selama ini diberikan kepada ternak dapat memenuhi kebutuhan kalori 8,7 miliar orang! Berarti masih ada kelebihan kalori untuk 2,1 miliar orang. Sebenarnya tidaklah sulit untuk memahami mendesaknya perubahan pola makan ini, yakni perubahan ke pola makan yang mata rantainya pendek. Perut manusia bisa langsung mencerna kedelai, jagung dan gandum tanpa harus melalui perut ternak terlebih dahulu. Tidakkah beralih ke pola makan bebas daging justru dapat menjadi solusi ketimpangan akses pangan seluruh dunia?

Pertanian untuk pakan ternak itu sendiri merupakan penyumbang 9% CO2 (karbondioksida) , 65% N2O (dinitrooksida) dan 37% CH4 (metana). Perlu diketahui efek rumah kaca N2O adalah 296 kali CO2, sedangkan CH4 adalah 25 kali CO2. Satu lagi masalah industri peternakan yang sangat krusial yakni, inefisiensi air. Sekian triliun galon air diperuntukkan untuk irigasinya saja. Sebagai gambaran sederhana, untuk mendapatkan satu kilogram daging sapi mulai dari pemeliharaan, pemberian pakan ternak, hingga penyembelihan seekor sapi membutuhkan satu juta liter air! Data yang dihimpun Lester R. Brown, Presiden Earth Policy Institute dan Worldwatch Institute, memaparkan dalam bukunya "Plan B 3.0 Mobilizing to Save Civilization" (2008) bahwa karena untuk memproduksi satu ton biji-bijian membutuhkan seribu ton air, tidak heran bila 70% persediaan air di dunia digunakan untuk irigasi.

Jejak emisi gas rumah kaca daging terukur jelas. Dr Rajendra memberi ilustrasi konversi energi untuk memelihara sampai menghasilkan sepotong daging sapi, domba atau babi sama besar dengan energi yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu 100 watt selama 3 minggu. Satu kilogram daging menyumbang 36,4 kg CO2, tidak heran bila data dari film dokumenter "Meat The Truth" menyebutkan emisi CO2 seekor sapi selama setahun sama dengan mengendarai kendaraan sejauh 70.000 km. Penelitian di Belanda (www.partijvourdedie.en.el) mengungkapkan, seminggu sekali saja membebaskan piring makan dari daging masih 7,6 kali lebih cepat dibandingkan gerakan hemat energi skala rumah tangga dalam setahun.

Penelitian paling gres yang dilakukan Prof. Gidon Eshel dan Pamela A. Martin ("Diet, Energy and Global Warming") merunut kontribusi setiap potongan daging terhadap emisi karbon. Penelitian ini diakui secara ilmiah dan dipublikasikan dalam jurnal bergengsi para ilmuwan Earth Interaction Vol. 10 (Maret 2006). Jumlah gas rumah kaca yang diemisikan oleh daging merah, ikan, unggas, susu dan telur jika dibandingkan dengan diet murni nabati/vegan, ternyata jika satu orang dalam setahun mau mengganti diet hewani mereka ke diet nabati murni/vegan akan mencegah emisi CO2 sebesar 1,5 ton. Lima puluh persen lebih efektif daripada upaya mengganti mobil Toyota Camry ke mobil Toyota Prius hybrid sekalipun yang ternyata hanya mampu mencegah 1 ton emisi CO2.

Objektivitas akan menuntun kita untuk mengakui pola konsumsi daging sebagai kontributor terbesar emisi gas rumah kaca. Pilihan kita tidak banyak, mengingat tenggat waktu yang demikian sempit. Mengutip tulisan Senator Queensland, Andrew Bartlett, bahwa seluruh dunia tidak mesti menjadi vegetarian atau vegan untuk menyelamatkan planet kita, tapi kita harus mengakui fakta-fakta ilmiah ini, bahwa jika kita tidak mengurangi konsumsi produk hewani, kesempatan kita untuk menghentikan perubahan iklim adalah nihil. Menurut Bartlett, tidak ada langkah yang lebih murah, lebih mudah dan lebih cepat untuk dilakukan yang dapat mengurangi kontribusi tiap individu terhadap emisi gas rumah kaca selain memangkas jumlah konsumsi daging dan produk susu dan olahannya.

Aksi untuk hemat bahan bakar kita masih banyak bergantung pada fasilitas umum. Upaya yang paling bisa kita lakukan adalah menggunakan kendaraan umum. Namun, sudah menjadi rahasia umum, tidak mudah untuk menggunakan kendaraan umum jika berhadapan dengan kepentingan keamanan, dan untuk ini kita masih bergantung pada kebijakan pemerintah. Aksi hemat energi dalam konteks yang paling ideal bergantung pada teknologi. Sumber energi paling ramah lingkungan yakni tenaga angin, air, dan matahari, masih jauh membutuhkan teknologi dan biaya yang tidak kecil. Butuh waktu yang panjang dan upaya ekstra untuk menggerakkan kesadaran massal untuk hemat energi, hemat listrik, hemat bahan bakar karena harus berhadapan dengan kebiasaan dan perilaku yang telah mengakar.

Mengubah pola makan juga berhadapan dengan kebiasaan yang telah mengakar. Namun, memegang sendok dan akhirnya menjatuhkan pilihan apa yang akan dimasukkan ke mulut kita, sepenuhnya berada di kendali kita. Langsung bisa dilakukan! Jarak antara piring dan mulut kita mungkin hanya sejarak panjang sendok, membalikkan isi sendoknya hanya butuh waktu sekedipan mata, tapi kendalinya ada pada mindset tiap kita. Sejenak, biarkan kepala dingin hadir. Mari dengan mata jernih melihat realitas, mengakui fakta betapa tekanan pola konsumsi daging sedemikian hebatnya pada daya dukung Bumi. Sejenak merasakan beban berat Bumi ini mungkin akan menggeser pilihan kita ke pola konsumsi tanpa daging, pola yang jauh lebih ramah Bumi.

Written BY : Chindy Tan di Mailinglist Yahoo Groups